Kamis, 31 Oktober 2013

DISTRIBUSI DALAM ISLAM


      I.            PENDAHULUAN

         Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam. Oleh karenanya, terkesan seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam. Orang sering lupa bahwa hukum larangan riba, sebagaimana dikatakan oleh seorang Muslim Amerika, Cyril Glasse, dalam buku ensiklopedinya, tidak diberlakukan di negeri Islam modern manapun. Sementara itu, kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa di dunia Kristenpun, selama satu milenium, riba adalah barang terlarang dalam pandangan theolog, cendekiawan maupun menurut undang-undang yang ada.
Di sisi lain, kita dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa praktek riba yang merambah ke berbagai negara ini sulit diberantas, sehingga berbagai penguasa terpaksa dilakukan pengaturan dan pembatasan terhadap bisnis pembungaan uang. Perdebatan panjang di kalangan ahli fikih tentang riba belum menemukan titik temu. Sebab mereka masing-masing memiliki alasan yang kuat. Akhirnya timbul berbagai pendapat yang bermacam-macam tentang bunga dan riba.
            Riba bukan cuma persoalan masyarakat Islam, tapi berbagai kalangan di luar Islam pun memandang serius persoalan riba. Kajian terhadap masalah riba dapat dirunut mundur hingga lebih dari 2.000 tahun silam. Masalah riba telah menjadi bahasan kalangan Yahudi, Yunani, demikian juga Romawi. Kalangan Kristen dari masa ke masa juga mempunyai pandangan tersendiri mengenai riba.
            Dalam Islam, memungut riba atau mendapatkan keuntungan berupa riba pinjaman adalah haram. Ini dipertegas dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 275, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Pandangan ini juga yang mendorong maraknya perbankan syariah dimana konsep keuntungan bagi penabung didapat dari sistem bagi hasil bukan dengan bunga seperti pada bank konvensional, karena menurut sebagian pendapat (termasuk Majelis Ulama Indonesia), bunga bank termasuk ke dalam riba. bagaimana suatu akad itu dapat dikatakan riba? hal yang mencolok dapat diketahui bahwa bunga bank itu termasuk riba adalah ditetapkannya akad di awal. jadi ketika kita sudah menabung dengan tingkat suku bunga tertentu, maka kita akan mengetahui hasilnya dengan pasti. berbeda dengan prinsip bagi hasil yang hanya memberikan nisbah bagi hasil bagi deposannya. Dampaknya akan sangat panjang pada transaksi selanjutnya. yaitu bila akad ditetapkan di awal/persentase yang didapatkan penabung sudah diketahui, maka yang menjadi sasaran untuk menutupi jumlah bunga tersebut adalah para pengusaha yang meminjam modal dan apapun yang terjadi, kerugian pasti akan ditanggung oleh peminjam. berbeda dengan bagi hasil yang hanya memberikan nisbah tertentu pada deposannya. maka yang di bagi adalah keuntungan dari yang didapat kemudian dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati oleh kedua belah pihak. contoh nisbahnya adalah 60%:40%, maka bagian deposan 60% dari total keuntungan yang didapat oleh pihak bank.

   II.            PEMBAHASAN

A.   Definisi Riba
            Kata Ar-Riba adalah isim maqshur, berasal dari rabaa yarbuu, yaitu akhir kata ini ditulis dengan alif. Asal arti kata riba adalah ziyadah ‘tambahan’; adakalanya tambahan itu berasal dari dirinya sendiri, seperti firman Allah swt:

(ihtazzat wa rabat) “maka hiduplah bumi itu dan suburlah.” (QS Al-Hajj: 5).

Dan, adakalanya lagi tambahan itu berasal dari luar berupa imbalan, seperti satu dirham ditukar dengan dua dirham.
Riba menurut etimologi adalah kelebihan atau tambahan, menutur etimologi, riba artinya kelebihan pembayaran tanpa ganti rugi atau imbalan, yang disyaratkan bagi salah seorang dari dua orang yang melakukan transaksi. Misalnya, Si A memberi pinjaman kepada si B dengan syarat si B harus mengembalikan uang pokok pinjaman dan sekian persen tambahnya.

B.   Macam- macam Riba
Secara garis besar riba dikelompokkan menjadi dua.Yaitu riba hutang-piutang dan riba jual-beli.
Riba hutang-piutang terbagi menjadi 2 yaitu:
  1. riba qardh dan 
  2. riba jahiliyyah.
Sedangkan riba jual-beli terbagi menjadi 2 juga yaitu: 
  1. riba fadhl dan 
  2. riba nasi’ah.
a.       Riba Hutang-Piutang
1.      Riba Qardhi, yaitu riba yang terjadi karena adanya proses utang piutang atau pinjam meminjam dengan syarat keuntungan (bunga) dari orang yang meminjam atau yang berhutang. Atau suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berhutang (muqtaridh). Misalnya, seseorang meminjam uang sebesar sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta) kemudian diharuskan membayarnya Rp. 1.300.000,- (satu juta Tiga ratus ribu rupiah), terhadap bentuk transaksi seperti ini dapat dikategorikan menjadi riba, seperti sabda Rasulullah Saw : “Semua piutang yang menarik keuntungan termasuk riba,” (Riwayat Baihaqi)
2.      Riba Jahiliyyah, yaitu Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan.
b.      Riba Jual-Beli
1.      Fadli, yaitu riba dengan sebab tukar menukar benda, barang sejenis dengan tidak sama ukuran jumlahnya. Sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi. Misalnya satu ekor kambing ditukar dengan satu ekor kambing yang berbeda besarnya, dan satu gram emas ditukar dengan seperempat gram emas dengan kadar yang sama. Riba Fadli atau riba tersembunyi ini dilarang karena dapat membawa kepada riba nasi’ah (riba jail) artinya riba yang nyata.
2.     Riba Nasi’ah, ialah tambahan yang disyaratkan oleh orang yang mengutangi dari orang yang berutang sebagai imbalan atas penangguhan (penundaan) pembayaran utangnya. Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba dalam nasi’ah muncul karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dengan yang diserahkan kemudian. Misalnya si A meminjam uang Rp. 1.000.000,- kepada si B dengan perjanjian waktu mengembalikannya satu bulan, setelah jatuh tempo si A belum dapat mengembalikan utangnya. Untuk itu, si A menyanggupi memberi tambahan pembayaran jika si B mau menunda jangka waktunya. Contoh lain, si B menawarkan kepada si A untuk membayar utangnya sekarang atau minta ditunda dengan memberikan tambahan.

C.   Hukum Riba
Riba, hukumnya berdasar Kitabullah, sunnah Rasul-Nya dan ijma’ umat Islam:
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka permaklumkanlah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kami tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (QS Al-Baqarah: 278-279).
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (QS Al-Baqarah: 275).
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan shadaqah.” (QS Al-Baqarah: 276).
Dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda, “Jauhilah tujuh hal yang membinasakan.” Para sahabat bertanya, “Apa itu, ya Rasulullah?” Jawab Beliau, “(Pertama) melakukan kemusyrikan kepada Allah, (kedua) sihir, (ketiga) membunuh jiwa yang telah haramkan kecuali dengan cara yang haq, (keempat) makan riba, (kelima) makan harta anak yatim, (keenam) melarikan diri pada hari pertemuan dua pasukan, dan (ketujuh) menuduh berzina perempuan baik-baik yang tidak tahu menahu tentang urusan ini dan beriman kepada Allah.” (Muttafaqun ‘alaih: Fathul Bari V: 393 no: 2766, Muslim I: 92 no: 89, ‘Aunul Ma’bud VIII: 77 no: 2857 dan Nasa’i VI: 257).
Dari Jabir ra, ia berkata. “Rasulullah saw melaknat pemakan riba, pemberi makan riba, dua saksinya dan penulisnya.” Dan Beliau bersabda, “Mereka semua sama.” (Shahih: Mukhtasar Muslim no: 955, Shahihul Jami’us Shaghir no: 5090 dan Muslim III: 1219 no: 1598).
Dari Ibnu Mas’ud ra bahwa Nabi saw bersabda, “Riba itu mempunyai tujuh puluh tiga pintu, yang paling ringan (dosanya) seperti seorang anak menyetubuhi ibunya.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no: 3539 dan Mustadrak Hakim II: 37).
Dari Abdullah bin Hanzhalah ra dari Nabi saw bersabda, “Satu Dirham yang riba dimakan seseorang padahal ia tahu, adalah lebih berat daripada tiga puluh enam pelacur.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no: 3375 dan al-Fathur Rabbani XV: 69 no: 230).
Dari Ibnu Mas’ud ra dari Nabi saw, Beliau bersabda, “Tak seorang pun memperbanyak (harta kekayaannya) dari hasil riba, melainkan pasti akibat akhirnya ia jatuh miskin.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no: 5518 dan Ibnu Majah II: 765 no: 2279).
Islam bersikap sangat keras dalam persoalan riba semata-mata demi melindungi kemaslahatan manusia, baik dari segi akhlak, masyarakat maupun perekonomiannya.Kiranya cukup untuk mengetahui hikmahnya seperti apa yang dikemukakan oleh Imam ar-Razi dalam tafsir Qurannya sebagai berikut:
  1. Riba adalah suatu perbuatan mengambil harta kawannya tanpa ganti. Sebab orang yang meminjamkan uang 1 dirham dengan 2 dirham, misalnya, maka dia dapat tambahan satu dirham tanpa imbalan ganti. Sedang harta orang lain itu merupakan standard hidup dan mempunyai kehormatan yang sangat besar, seperti apa yang disebut dalam hadis Nabi Muhammad SAW:
  2. "Bahwa kehormatan harta manusia, sama dengan kehormatan darahnya."Oleh karena itu mengambil harta kawannya tanpa ganti, sudah pasti haramnya.
  3. Bergantung kepada riba dapat menghalangi manusia dari kesibukan bekerja. Sebab kalau si pemilik uang yakin, bahwa dengan melalui riba dia akan beroleh tambahan uang, baik kontan ataupun berjangka, maka dia akan memudahkan persoalan mencari penghidupan, sehingga hampir-hampir dia tidak mau menanggung beratnya usaha, dagang dan pekerjaan-pekerjaan yang berat. Sedang hal semacam itu akan berakibat terputusnya bahan keperluan masyarakat. Satu hal yang tidak dapat disangkal lagi bahwa kemaslahatan dunia seratus persen ditentukan oleh jalannya perdagangan, pekerjaan, perusahaan dan pembangunan.(Tidak diragukan lagi, bahwa hikmah ini pasti dapat diterima, dipandang dari segi perekonomian).
  4. Riba akan menyebabkan terputusnya sikap yang baik (ma'ruf) antara sesama manusia dalam bidang pinjam-meminjam. Sebab kalau riba itu diharamkan, maka seseorang akan merasa senang meminjamkan uang satu dirham dan kembalinya satu dirham juga. Tetapi kalau riba itu dihalalkan, maka sudah pasti kebutuhan orang akan menganggap berat dengan diambilnya uang satu dirham dengan diharuskannya mengembalikan dua dirham. Justru itu, maka terputuslah perasaan belas-kasih dan kebaikan. (Ini suatu alasan yang dapat diterima, dipandang dari segi etika).
Pada umumnya pemberi piutang adalah orang yang kaya, sedang peminjam adalah orang yang tidak mampu. Maka pendapat yang membolehkan riba, berarti memberikan jalan kepada orang kaya untuk mengambil harta orang miskin yang lemah sebagai tambahan. Sedang tidak layak berbuat demikian sebagai orang yang memperoleh rahmat Allah. (Ini ditinjau dari segi sosial).
III.            KESIMPULAN

Ini semua dapat diartikan, bahwa dalam riba terdapat unsur pemerasan terhadap orang yang lemah demi kepentingan orang kuat. yang kaya bertambah kaya, sedang yang miskin tetap miskin. Hal mana akan mengarah kepada membesarkan satu kelas masyarakat atas pembiayaan kelas lain, yang memungkinkan akan menimbulkan golongan sakit hati dan pendengki; dan akan berakibat berkobarnya api pertentangan di antara anggota masyarakat serta membawa kepada pemberontakan oleh golongan ekstrimis dan kaum subversi.


ANALISIS TIMES SERIES DAN FORECASTING DATA KEUANGAN


ANALISIS TIMES SERIES DAN FORECASTING DATA KEUANGAN

Salah satu tujuan dari analisa Laporan Keuangan suatu perusahaan adalah untuk membuat estimasi/penelitian tentang laba, hasil penjaualan perusahaan di masa mendatang dan lain-lain aspek finansial perusahaan atau secara umum dapat dikatakan sebagai usaha untuk memproyeksikan ratio-ratio finansilanya. Berbagai alat analisa telah dikembangan dalam kaitannya dengan tujuan tersebut.
1.    Analisa (Hubungan) Trend – Trend Statements
Untuk memperoleh gambaran trend terhadap terhadap informasi yang terdapat dalam laporan-laporan keuangan perlu dipilih/ditentukan suatu laporan keuangan yang akan dipakai sebagai dasar untuk mengukur adanya kenaikan dan penurunan dari informasi tertentu di dalam laporan-laporan keuangan yang lain.
2.    Analisa Hubungan Trend dalam Prosentase Per Komponen (Common – Size Statements)
Laporan keuangan per komponen dapat digunakan jika di dalam analisa trend-series. Melalui trend dalam presentase per komponen, dapat diketahui berbagai perubahan penting dalam; struktur dan komposisi aktiva dan pasiva, posisi finansial, unsur-unsur yang membentuk laba dan sebagainya. Berbagai macam hubungan Trend :      
a.         Sifat-sifat hubungan Trend
Saling hubungan antar rekening atau kelompok rekening di dalam suatu neraca atau laporan perhitungan laba rugi secara individual disebut sebagai hubungan struktural, karena menggambarkan berbagai aspek tentang struktur finansial perusahaan pada tanggal neraca atau berbagai aspek tentang struktur laba (rugi) dalam periode yang tercakup di dalam laporan perhitungan rugi – laba.hubungan struktural kadang-kadang disebut juga sebagai hubungan vertikal karena saling hubungan itu diukur dengan memperbandingkan saldo rekening atau kelompok rekening yang di dalam suatu neraca dan laporan perhitungan rugi – laba pada umumnya disajikan dalam bentuk suatu laporan yang disusun secara vertikal.
b.        Hubungan-hubungan Trend yang Pokok
Seperti halnya pada hubungan-hubungan struktural, hubungan-hubungan trend bisa diukur atau dihitung untuk setiap rekening atau kelompok rekening di dalam neraca atau laporan perhitungan rugi-laba.
c.         Penentuan dan penggunaan hubungan trend
Hubungan trend seperti telah dikemukakan pada dasarnya dapat dinyatakan dalam 3 macam bentuk. Tiap-tiap bentuk diukur/dihitung dengan cara tersendiri dan mempunyai kegunaan serta memiliki kebaikan dan kelemahannya sendiri-sendiri
d.        Pemilihan tahun dasar untuk perhitungan atau pengukuran dalam hubungan dalam trend
Analisa terhadap hubungan trend hanya dapat dilakukan apabila perbandingan itu meliputi data finansial dalam bebrapa periode, karena fluktuasi dari periode yang satu dengan periode yang lain mungkin akan dinetralisir oleh trend yang tercermin dalam jangka panjang. Untuk itu, pada umumnya dapat digunakan dengan salah satu dari empat alternatif berikut ini :
1)        Data dalam periode yang mendahului
2)        Data dalam periode yang paling awal
3)        Data rata-rata dalam periode yang diperbandingkan
4)        Data dalam periode tertentu yang dianggap sebagai data yang representatip untuk dipakai sebagai data pembanding
3.    Analisa Hubungan Trend dalam Ratio
Analisa trend-series melalui trend dalam bentuk ratio-ratio finansial, juga merupakan salah satu teknik analisa terhadap laporan keangan. Dalam beberapa hal teknik analisa ini bahkan merupakan teknik analisa yang sangat handal, karena kemampuannya untuk dipakai sebagai dasar membuat proyeksi tentang ratio-ratio finansial perusahaan di masa yang akan datang.

ANALISIS TIME SERIES

            Dalam analisis data keuangan, analisis terhadap data historis diperlukan untuk melihat tren-tren yang mungkin timbul. Kemudian kita bisa menganalisis apa yang terjadi dibalik tren-tren angka tersebut. Data historis perusahaan sebaiknya juga dibandingkan dengan data historis industri untuk melihat apakah tren suatu perusahaan begerak relatif lebih baik terhadap tren industri.




Tahun
ROA
 PT A
ROA Industri
2003
10%
9%
2004
12%
11%
2005
13%
12%
2006
17%
19%
2007
15%
14%
2008
14%
13%
2009
13,50%
12,50%
Perbandingan ROA PT A dengan ROA Industri

            Dalam analisis times series perubahan-perubahan struktural yang akan berpengaruh terhadap angka-angka keuangan harus diperhatikan. Perubahan-perubahan struktural terdiri:
  1. Peraturan pemerintah
  2. Perubahan kompetisi
  3. Perubahan tehnologi
  4. Akuisi dan merger (penggabungan perusahaan).

TIME SERIES INDEKS - Teknik ini bisa menggunakan angka indeks bisa juga angka-angka yang ada dalam laporan keuangan disusun dan disajikan dalam rentang waktu berseri misalnya 5 atau 10 tahun. Jika laporan ini dikonvensi menjadi angka indeks maka menjadi laporan indeks berseri. Semua laporan keuangan yang dibandingkan secara berseri dikonvensikan ke indeks. Untuk menentukan indeks ini maka menentukan tahun dasar. Tahun dasar ini dipilih menurut kriteria tertentumisalnya dipilih tahun pendirian sebagai tahun dasar atau tahun tertentu yang bisa dijadikan sebagai suatu moment penting agar kita lebih mudah dan lebih cepat melakukan perbandingan dengan indeks tahun lainnya.

ANALISA TREND - Analisa trend ini bertujuan untuk mengetahui tendensi atau kecenderungan keadaan keuangan suatu perusahaan di masa yang akan datang baik kecenderungan naik, turun, maupun tetap. Teknik analisa ini biasanya dipergunakan untuk menganalisa laporan keuangan yang meliputi minimal 3 periode atau lebih. Analisa ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan perusahaan melalui rentang perjalanan waktu yang sudah lalu dan memproyeksi situasi masa itu ke masa yang berikutnya. Berdasarkan dat ahistoris itu, dicoba melihat kecenderungan yang mungkin akan muncul di masa yang akan datang.
Analisa trend ini bermanfaat untuk menilai situasi “trend” perusahaan yang telah lalu serta dapat memprediksi “trend” perusahaan di masa yang akan datang berdasarkan garis trend yang sudah terjadi itu.
Untuk melakukan analisa trend series berindeks (untuk hal-hal tertentu bisa dipakai dalam teknis trend) ini maka dapat melakukannnya melalui :
1.       Metode statistik dengan cara menghitung garis trend dari laporan keuangan beberapa periode.
2.      Menggunakan angka indeks
Dalam bab ini kita menggunakan metode angka indeks. Langkah-langkah untuk melakukan analisa trend berindeks ini adalah sebagai berikut :
1.      Menentukan tahun dasar. Tahun dasar ini ditentukan dengan melihat arti suatu tahun bisa tahun pendirian, tahun perubahan, atau reorganisasi, dan tahun bersejarah lainnya. Pos-pos laporan keuangan tahun dasar dicatat sebagai indeks 100.
2.      Menghitung angka indeks tahun-tahun lainnya dengan menggunakan angka pos laporan keuangan tahun dasar sebagai penyebut.
3.      Memprediksi kecenderungan yang mungkin bakal terjadi berdasarkan arah dan kecenderungan historis pos laporan keuangan yang dianalisa.
4.      Mengambil keputusan mengenai hal-hal yang harus dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan itu.

Data penjualan PT A & PT B
Tahun
Penjualan
Gabungan

PT A
PT B

2004
Rp.  9.000.000.000
Rp.5.000.000.000
Rp.14.000.000.000
2005
Rp.10.000.000.000
Rp.6.000.000.000
Rp.16.000.000.000
2006
Rp.12.000.000.000
Rp.7.000.000.000
Rp.19.000.000.000
2007
Rp.21.000.000.000
-
Rp.21.000.000.000
2008
Rp.23.000.000.000
-
Rp.23.000.000.000
2009
Rp.24.000.000.000
-
Rp.24.000.000.000

ANALISIS DATA KEUANGAN
Data penjualan mencerminkan empat macam faktor:
  1. Trend
Trend merupakan pergerakan time-series dalam jangka panjang, bisa merupakan trend naik atau turun. Diperlukan waktu 15 – 20 th untuk melihat pola tren tsb. Tren tsb bisa dipengaruhi oleh perubahan jumlah penduduk, perubahan tehnologi dll.
Penj                                                                                  Trend
 

                                                                                    Penjualan
 



                                                                                                Tahun
  1. Siklus
Siklus merupakan fluktuasi bisnis dalam jangka yang lebih pendek 2 – 10 th. Belum ada penjelasan yang memuaskan terhadap timbulnya fluktuasi siklus. Lamanya dan besarnya fluktuasi juga sangat beragam dari perusahaan ke perusahaan dan dari industri ke industri.

Penj
 



                                                                                      Th.
  1. Musiman
Musiman merupakan fluktuasi yang terjadi dalam lingkup satu tahun. Ada beberapa penyebab timbulnya fluktuasi musiman, misalnya karena peristiwa tertentu (lebaran, tahun baru), karena cuaca ( musim hujan, kemarau).
Penj
 



                                                                                      Th.
  1. Ketidakteraturan
Fluktuasi semacam ini disebabkan karena faktor-faktor yang munculnya tidak teratur, dalam jangka waktu pendek. Misalnya gudang perusahaan terbakar, akibatnya keuntungan perusahaan pada periode itu terpengaruh.

MENGUKUR PENGARUH TREND
Trend suatu data bisa dilihat dengan cara:
  1. Menggambar dengan tangan

Penj                                                                                  Trend
 

                                                                                    Penjualan
 



                                                                                                Tahun
  1. Menggunakan model matematika (metode least square)
Yt = a + b X

a = E ( Y ) – b E ( X )
 

       ∑ XY – n ∑ ( X ) ∑ ( Y )
b =                                             =
             ∑ X2n ∑ ( X )2

Perhitungan trend
TH
X
PENJ (Y)
XY
X2
TREND (Yt*)
Y/Yt*100
(% trend)
2000
1
8.000.000
8.000.000
1
7.932.888,9
100,85
2001
2
8.050.000
16.100.000
4
8.011.472,2
100,48
2002
3
8.110.000
24.330.000
9
8.090.055,6
100,25
2003
4
8.140.000
32.560.000
16
8.168.638,9
99,65
2004
5
8.200.000
41.000.000
25
8.247.222,2
99,43
2005
6
8.225.000
49.350.000
36
8.325.805,6
98,79
2006
7
8.300.000
58.100.000
49
8.404.388,9
98,76
2007
8
8.400.000
67.200.000
64
8.482.972,2
99,02
2008
9
8.800.000
79.200.000
81
8.561.555,5
102,79
JML
45
74.225.000
375.840.000
285
Rata-rata
5
8.247.222,22

        375.840.000 - 9(5) (8.247.222,22)         4.715.000,10
b =                                                                  =                               =  78.583,33         
                      285 – 9 (5)2                                        60

a = 8.247.222,22 - 78.583,33 (5) = 7.854.305,57

Yt = 7.854.305,57 + 78.583,33 Xt

TREND SEBAGAI PROYEKSI MASA DEPAN
            Untuk memakai persamaan trend sebagai proyeksi masa depan, seorang analis harus hati-hati terhadap asumsi yang digunakan. Trend garis lurus  mengasumsikan perkembangan yang konstan untuk masa-masa yang akan mendatang. Padahal beberapa situasi, penjualan tumbuh merambat pada periode berikutnya. Mis suatu produk baru diluncurkan, pertumbuhan pada awal periode akan sangat cepat. Kemudian memasuki tahap kedewasaan, pertumbuhan tsb akan semakin melambat.

Skala semi logaritma                                       skala aritmatik
 








                                                Waktu                                                             waktu
Log Y = a +b log X                                                    Y = a + b X + c X 2

ANALISIS SIKLUS

            Fluktuasi siklus bisnis muncul dalam jangka waktu menengah 2 – 10 tahun. Pengaruh siklus dapat dilihat dengan persentase trend yang dirumuskan sbb:

                        Y
% trend = -------- x 100
                     Y t
Ada kecenderungan siklus dengan jangka waktu 7 tahun. Tahun 2000 menunjukkan penjualan tinggi, penjualan tinggi tsb muncul lagi tahun 2008.

ANALISIS MUSIMAN

Analisis musiman akan bermanfaat pada beberapa situasi. Pertama apabila analis ingin melihat pengaruh musiman dan memanfaatkan informasi tsb untuk tujuan ttt. PT A mempunyai anggaran penjualan th 2009 sebesar Rp.1.000.000.000 (per triwulan Rp.250.000.000) dan mempunyai indeks musiman:
Triwulan I       : 0,99
Triwulan II      : 1,01
Triwulan III    : 0,90
Triwulan IV    : 1,10

Triwulan


(1)
Indeks musiman

(2)
Anggaran Penjualan


(3)
Anggaran penjualan dengan pengaruh  musiman
 (4)=(2)x(3)
I
0,99
Rp.250.000.000
Rp. 247.500.000
II
1,01
Rp.250.000.000
Rp. 252.500.000
III
0,90
Rp.250.000.000
Rp. 225.000.000
IV
1,10
Rp.250.000.000
Rp. 275.000.000
Total anggaran penjualan
Rp.1.000.000.000

Kedua, apabila analis ingin menghilangkan pengaruh musiman untuk melihat pengaruh trend siklus dan ketidakteraturan secara lebih jelas.
Triwulan


(1)
Indeks musiman

(2)
Anggaran Penjualan dengan pengaruh musiman
(3)
Anggaran penjualan tanpa pengaruh  musiman
 (4)=(3)/(2)
I
0,99
Rp. 247.500.000
Rp.250.000.000
II
1,01
Rp. 252.500.000
Rp.250.000.000
III
0,90
Rp. 225.000.000
Rp.250.000.000
IV
1,10
Rp. 275.000.000
Rp.250.000.000
Total anggaran penjualan
Rp.1.000.000.000

METODE-METODE PERAMALAN

Univariate
Multivariate
Mekanis
Model rata-rata bergerak
Model box-jenkins univariat
Model regresi
Model fungsi transfer box-jenkins

Non-mekanis
Pendekatan visual
Pendekatan analis sekuritas


Model Penghalusan Eksponensial

Kelebihannya karena kesederhanaannya dan data yang dibutuhkan tidak banyak.
F t = W A t – 1 + (1 – W) F t – 1

F t        = forecast untuk periode t
A  t – 1   = data sesungguhnya pada periode t – 1
F t – 1     = forecast pada periode t – 1
W        = konstanta dengan nilai antara 0 – 1


Forecast baru = W ( data sesungguhnya saat ini ) + (1 – w) (forecast saat ini)
Atau
F t = A  t – 1 + (1-W) (F t – 1 – A t – 1)
F 2009 = W A 2008 + (1 – W) F 2008




DAFTAR PUSTAKA

Syafri Harahap, Sofyan. 2002. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT.           RajaGrafindo Persada
Harnanto. 1985. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE
Hanafi, M., dan Halim, A. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta:           UPP STIM YKPN


ANALISIS INDEX
PT Bentoel Internasional Investama Tbk
Keterangan
2009 (%)
2010 (%)
2011 (%)
Aritmatika
Total Assets  
100.000
100.167
129.411
114.789
Current Assets of which
100.000
99.167
139.252
119.209
Cash and cash equivalents
100.000
87.371
87.334
87.352
Trade receivables
100.000
97.306
143.490
120.398
Inventories
100.000
96.674
138.314
117.494
Others
100.000
136.431
171.239
153.835
Non-Current Assets of which
100.000
101.862
112.725
107.294
Fixed Assets-Net
100.000
10.170
123.531
116.851
Deffered Tax Assets
100.000
108.643
84.838
96.741
Investment
n.a
n.a
n.a
n.a
Other Assets  
100.000
76.807
117.345
97.076
Others
100.000
18.912
14.392
16.652
Liabilities
100.000
92.946
136.975
114.960
Current Liabilities of which
100.000
82.417
258.405
170.411
Short-term debts
-
-
-
-
Trade payables 
100.000
65.167
127.774
96.471
Taxes payable 
100.000
159.061
131.367
145.214
Current maturities of long term debt
100.000
n.a
n.a
100.000
Others
100.000
81.044
280.027
180.535
Non-Current Liabilities 
100.000
103.336
17.149
60.242
Shareholders' Equity
100.000
111.441
117.603
114.522
Paid-up capital
100.000
107.528
107.528
107.528
Paid-up capital in excess of par value  
100.000
78.692
78.692
78.692
Retained earnings
100.000
145.541
160.429
152.985
Total Liabilities and Shareholder's Equity
100.000
100.167
129.411
114.789
Net Sales
100.000
122.731
138.797
130.764
Cost of Goods Sold 
100.000
117.895
131.373
124.634
Gross Profit
100.000
143.860
171.226
157.543
Operating Expenses
100.000
109.874
124.284
117.079
Operating Profit 
100.000
2.928.473
4.017.446
3.472.960
Other Income (Expenses)
100.000
187.860
289.972
238.916
Profit (loss) before Taxes
100.000
(871.990)
(1.151.518)
(1.011.754)
Comprehensive Profit (loss) 
100.000
(147.774)
(206.834)
(177.304)


ANALISIS INDEKS

Total Assets
Jumlah aset PT. Bentoel Tbk (tanpa mencari informasi lain) mengalami kenaikan dari tahun ke tahun yang cukup signifikan. Jumlah aset tahun 2011 jika dibandingkan rata-rata selama tiga tahun, mengalami kenaikan sebesar 14,662%. Hal ini disebabkan oleh penambahan aset berupa bangunan, peralatan dan mesin yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan volume usaha.
Inventories
Persediaan PT. Bentoel Tbk (tanpa mencari informasi lain) mengalami penurunan di tahun 2010 dan mengalami peningkatan ditahun 2011. Persediaan tahun 2011 jika dibandingkan rata-rata selama tiga tahun, mengalami kenaikan sebesar 20,820%. Hal ini disebabkan peningkatan harga cengkeh dan peningkatan volume pembelian tembakau.
Liabilities
Liabilitas PT. Bentoel Tbk (tanpa mencari informasi lain) mengalami penurunan di tahun 2010 dan mengalami peningkatan di tahun 2011. Liabilitas tahun 2011 dibandingkan rata-rata selama tiga tahun, mengalami kenaikan sebesar 22,015%. Hal ini disebabkan oleh reklasifikasi obligasi jangka panjang menjadi obligasi jangka pendek serta peningkatkan pinjaman bank jangka pendek. 
Ekuitas
Ekuitas PT. Bentoel Tbk (tanpa mencari informasi lain) mengalami penikatan dari tahun ke tahun. Ekuitas tahun 2011 dibanding rata-rata selama tiga tahun, mengalami kenaikan 3.081%. Hal ini disebabkan oleh laba yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk 2011.
Net Sales
Penjualan PT. Bentoel Tbk (tanpa mencari informasi lain) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang cukup signifikan. Penjualan tahun 2011 dibanding rata-rata selama tiga tahun, mengalami kenaikan 8,033%. Hal ini karena perusahaan diakuisisi oleh British American Tobacco, salah satu kelompok bisnis tembakau utama di dunia. Hal ini menyebabkan kenaikan Penjualan yang signifikan.


ANALISIS RASIO
PT Bentoel Internasional Investama Tbk
Financial Ratios
2009
2010
2011
Aritmatika
PER (x)
-29.58
26.49
18.69
5.20
PBV (x)
2.29
2.72
2.55
2.52
Dividend Payout (%)
n.a
n.a
n.a
 n.a
Dividend Yield (%)
n.a
n.a
n.a
 n.a
Current Ratio (x)
2.08
2.5
1.12
1.90
Debt to Equity (x)
1.56
1.3
1.82
1.56
Leverage Ratio (x) 
0.61
0.57
0.65
0.61
Gross Profit Margin (x)
0.19
0.22
0.23
0.21
Operating Profit Margin (x)
0
0.05
0.07
0.04
Net Profit Margin (x)
n.a
0.02
0.03
0.03
Inventory Turnover (x)
2.3
2.8
2.18
2.43
Total Assets Turnover (x)
1.48
1.82
1.59
1.63
ROI (%)
-3.02
4.46
4.83
2.09
ROE (%)
-7.74
10.27
13.62
5.38

PER
Jika kita melihat rasio PER PT Bentoel Internasional Investama Tbk dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan pada tahun 2009 berada pada keadaan yang buruk, kemudian di tahun 2010 PER perusahaan mengalami kenaikan yang signifikan. Tetapi pada tahun 2011 mengalami penurunan dibandingkan dengan rata-rata tiga tahunnya sebesar 5,2. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan akan mengalami pertumbuhan yang rendah.
Gross Profit Margin
Jika kita melihat rasio Gross Profit Margin PT Bentoel Internasional Investama Tbk dapat dikatakan bahwa dari tahun ke tahun kondisi perusahaan mengalami kenaikan. Dilihat tahun 2009 jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahunnya mengalami penurunan sebesar 0.2, sedangkan untuk tahun 2010 dan 2011 mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa tahun 2010 dan 2011 kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba kotor dari penjualan lebih baik daripada kemampuan untuk menghasilkan rata-rata laba kotor dari penjualan perusahaan selama 3 tahun terakhir.
Operating Profit Margin
Jika kita melihat rasio Operating Profit Margin PT Bentoel Internasional Investama Tbk dapat dikatakan bahwa dari tahun ke tahun kondisi perusahaan mengalami kenaikan. Dilihat tahun 2009 jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahunnya mengalami penurunan sebesar 0.04, sedangkan untuk tahun 2010 dan 2011 mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa tahun 2010 dan 2011 kemampuan untuk menghasilkan EBIT dari penjualan lebih baik daripada kemampuan menghasilkan rata-rata EBIT dari perusahaan selama 3 tahun terakhir
ROI
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan pada tingkat asset tertentu. Dari tahun 2009 sampai 2011 ROI perusahaan mengalami peningkatan yang signifikan jika dibandingkan rata-rata tiga tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menghasilkan laba dari total asset perusahaan lebih baik daripada kemampuan menghasilkan rata-rata laba dari total asset perusahaan selama 3 tahun terakhir atau berarti efisiensi perusahaan tinggi.
ROE
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan modal saham tertentu. Seperti dengan ROI, dari tahun 2009 sampai 2011 ROE juga mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari total ekuitas lebih baik daripada kemampuan menghasilkan rata-rata laba dari total ekuitas  perusahaan selama 3 tahun terakhir atau kondisi perusahaan dapat dikatakan membaik.
KEPUTUSAN EKONOMI
-          Sebagai Investor
Jika kami sebagai investor, kami kurang berminat untuk menanamkan modal ke PT. Bentoel International Investama Tbk, karena dilihat dari analisis semua rasio dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini kurang bagus untuk berinvestasi. Selain itu, dikhawatirkan juga perusahaan tidak mampu membayarkan dividen.

-          Sebagai Kreditor
Jika kami sebagai kreditor, kami kurang berminat untuk memberikan pinjaman pada PT. Bentoel International Investama Tbk karena dilihat dari rasio yang berhubungan dengan modal saham seperti current ratio, debt to equity, leverage ratio, gross profit margin, net profit margin tidak bagus. Dikhawatirkan tidak ada jaminan bagi kreditor bahwa kredit yang ia berikan akan kembali semestinya.

-          Sebagai Pemerintah
Bagi pemerintah pengambilan keputusan ini berkaitan dengan masalah perpajakan, dan regulasi yang berkenaan kepada perusahaan tersebut. Rasio yang dapat digunakan adalah gross profit margin dan net profit margin. Ini akan menjadi acuan bagi direktorat jendral pajak untuk menentukan sekitaran pajak yang harus dibayar PT Bentoel Internasional Investama. Apakah nantinya jumlah pajak PT Bentoel Internasional Investama berbeda atau tidak, jika berbeda nantinya akan diadakan revisi terhadap jumlah PKP.

-          Sebagai Supplier/Pemasok
Bagi supplier ini berkaitan dengan masalah persediaan, rasio yang dapat digunakan adalah inventory turnover. Menurut hasil inventory turnover adalah 2.18 kali setahun. Ini dapat dijadikan acuan bagi supplier untuk siap menyediakan persediaan yang dibutuhkan perusahaan. Selama kurang lebih 6 bulan persediaan akan habis dan harus ditambah lagi. Pemasok dapat mempersiapkan bahan baku yang diperlukan PT Bentoel Internasional Investama terlebih dahulu.


ANALISIS COMMON SIZE
PT Bentoel Internasional Investama Tbk
Keterangan
2009 (%)
2010 (%)
2011 (%)
Aritmatika
Total Assets  
100.000
100.000
100.000
100.000
Current Assets of which
62.904
62.276
67.687
64.289
Cash and cash equivalents
2.067
1.803
1.395
1.755
Trade receivables
3.986
3.872
4.420
4.093
Inventories
52.486
50.656
56.097
53.080
Others Assets
4.365
5.945
5.776
5.362
Non-Current Assets of which
37.096
37.724
32.313
35.711
Fixed Assets-Net
31.776
34.949
30.332
32.352
Deffered Tax Assets
1.521
1.650
0.997
1.390
Investment
n.a
n.a
n.a
n.a
Other Assets  
0.706
0.541
0.640
0.629
Others Non-Current Assets of which
3.094
0.584
0.344
1.341

Liabilities
60.958
56.563
64.520
60.680
Current Liabilities of which
30.276
24.911
60.454
38.547
Short-term debts
-
-
-
-
Trade payables 
2.972
1.934
2.934
2.613
Taxes payable 
1.217
1.932
1.235
1.461
Current maturities of long term debt
0.076
n.a
n.a
0.076
Others Liabilities
26.011
21.046
56.285
34.447
Non-Current Liabilities 
30.682
31.652
4.066
22.133
Shareholders' Equity
39.042
43.437
35.480
39.320
Paid-up capital
6.878
7.384
5.715
6.659
Paid-up capital in excess of par value  
16.005
12.573
9.732
12.770
Retained earnings
16.160
23.480
20.033
19.891
Total Liabilities and Shareholder's Equity
100.000
100.000
100.000
100.000
Net Sales
100.000
100.000
100.000
100.000
Cost of Goods Sold 
81.372
78.165
77.020
78.852
Gross Profit
18.628
21.835
22.980
21.148
Operating Expenses
18.403
16.476
16.479
17.119
Operating Profit 
0.225
5.359
6.501
4.028
Other Income (Expenses)
-0.805
-1.233
-1.683
-1.240
Profit (loss) before Taxes
-0.581
4.127
4.819
2.788
Comprehensive Profit (loss) 
-2.039
2.455
3.039
1.152

ANALISIS COMMON SIZE

Inventories
Persediaan PT. Bentoel Tbk (tanpa mencari informasi lain) mengalami penurunan di tahun 2010 dan mengalami peningkatan ditahun 2011. Persediaan tahun 2011 jika dibandingkan rata-rata selama tiga tahun, mengalami kenaikan sebesar 3,017%. Hal ini disebabkan peningkatan harga cengkeh dan peningkatan volume pembelian tembakau.

Liabilities
Liabilitas PT. Bentoel Tbk (tanpa mencari informasi lain) mengalami penurunan di tahun 2010 dan mengalami kenaikan di tahun 2011. Liabilitas tahun 2011 dibandingkan rata-rata selama tiga tahun, mengalami kenaikan sebesar 3,840%. Hal ini disebabkan oleh reklasifikasi obligasi jangka panjang menjadi obligasi jangka pendek serta peningkatkan pinjaman bank jangka pendek.

Ekuitas
Ekuitas PT. Bentoel Tbk (tanpa mencari informasi lain) mengalami kenaikan di tahun 2010 dan mengalami penurunan di tahun 2011. Ekuitas tahun 2011 dibanding rata-rata selama tiga tahun, mengalami penurunan 3.840%. Hal ini disebabkan oleh laba yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk 2011.

Retained Earning
Laba ditahan PT. Bentoel Tbk (tanpa mencari informasi lain) mengalami kenaikan di tahun 2010 dan mengalami penurunan di tahun 2011. Laba ditahan tahun 2011 dibanding rata-rata selama tiga tahun, mengalami penurunan 0,142%. Hal ini disebabkan kenaikan penjualan yang mengakibatkan kenaikan laba yang diperoleh perusahaan.

Comprehensive Profit (loss)
Laba setelah pajak PT. Bentoel Tbk (tanpa mencari informasi lain) mengalami dari tahun ke tahun secara signifikan. Laba setelah pajak tahun 2011 dibanding rata-rata selama tiga tahun, mengalami kenaikan 1,887%. Hal ini karena perusahaan diakuisisi oleh British American Tobacco, salah satu kelompok bisnis tembakau utama di dunia. Hal ini menyebabkan kenaikan penjualan yang signifikan karena perluasan pemasaran.